UIN Makassar dan BSKLN Kemlu RI Jalin Kerjasama Kembangkan Kajian Kebijakan Luar Negeri
Kerjasama Online – Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjalin kerjasama dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (BSKLN Kemenlu RI).
Isi kerjasama itu meliputi bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat di bidang kajian strategi kebijakan luar negeri.
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi pendidikan dan pengajaran, temasuk pelatihan, lokakarya, seminar, sosialisasi dan diskusi, penelitian ilmiah dan review kebijakan mengenai isu-isu pertahanan dan keamanan dalam kerangka hubungan internasional.
Kemudian penyelenggaraan kegiatan seminar nasional dan internasional, kegiatan publikasi hasil penelitian ilmiah. Dalam bidang pengabdian masyarakat meliputi program magang.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis dengan Kepala BSKLN Kemenlu RI, Dr Yayan Ganda Hayat Mulyana di Gedung Rektorat Kampus II UIN, Rabu (23/11/2202).
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis dalam sambutannya, menyambut baik MoU tersebut. Menurutnya, MoU itu salah satu upaya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjadi diplomat andal.
“Ini sangat penting tentunya demi pengembangan bukan hanya kelembagaan tetapi pengembangan kualitas SDM negara kita,” kata Guru Besar Sosiologi Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan itu.
Lebih lanjut, Dia mengatakan, dalam berdiplomasi, seorang diplomat harus memiliki wawasan serta persyarat berdiplomasi dengan baik harus mampu berkomunikasi.
“Tidak ada diplomat sukses tanpa kemampuan komunikasi. Kemampuan berdialog, kemampuan menjalin hubungan yang setara. Kemudian meried and equality, dan orang yang terlibat dalam praktek diplomasi harus memiliki penampilan menarik,” jelasnya.
Prof Hamdan Juhannis menuturkan, term diplomasi itu bukan hanya dipakai untuk kepentingan Hubungan Internasional, tapi juga hubungan sosial.
“Kenapa hubungan sosial dipentingkan karena kemampuan diplomasi nya bagus, kenapa kamu pilih itu perempuan karena dia memiliki kemampuan loby yang baik,” paparnya.
“Loby itu instrumen diplomasi, inilah yang harus dipelajari baik dari Prodi Hubungan Internasional maupun Ilmu Komunikasi jangan terjadi sebaliknya. Jurusan apa itu , dia bilang jurusan Ilmu Komunikasi. Tapi tidak komunikatif,” sambung Prof Hamdan Juhannis.
Yang paling penting menjadi seorang Diplomat, lanjut Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga itu, tidak mudah tersinggung.
“Menjadi seorang Diplomat tidak mudah tersinggung, baper. Dia selalu ramah bukan marah. Dia kontekstual cara berpikirnya bukan selalalu tekstual, itulah perangkat perangkat kemapuan diplomasi yang harus dibangun,” pungkasnya.
Sementara itu, Dr Yayan Ganda Hayat Mulyana mengatakan, kerjasama itu diadakan sebagai upaya membangun satu epistemik yang menjadi lebih kuat dalam dunia diplomasi.
“Kami ingin mendapatkan benefit sebesar-besarnya berbagai perspektif, pemikiran yang berkembang khususnya di bidang hubungan internasional yang sangat penting sebagai insight bagi penyusunan pamsi yang berbasis atau berakar dari daerah,” ujarnya
“Kami tidak bisa melakukan sendiri olehnya itu perlu bersinergi, membangun kerjasama salah satunya kerjasama sangat penting dengan UIN Alauddin Makassar,” sambungnya.
Dr Yayan Ganda Hayat Mulyana mengungkapkan, UIN Alauddin Makassar memiliki posisi strategis untuk mengkaji kawasan Pasifik.
“Kami melihat posisi UIN Alauddin Makassar sangat strategis untuk mengkaji tidak hanya Indonesia timur tapi wilayah fasifik yang merupakan wilayah yang sangat strategis bagi Indonesia,” tutupnya.